sumber gambar : Google |
Dalam menjalani kehidupan di dunia seorang muslim harus rajin bekerja, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Walaupun demikian dalam menjalankan pekerjaan tersebut haruslah diikuti dengan perbuatan zuhud, dalam arti melakukan perbuatan atau pekerjaan yang terpuji. Perbuatan yang tidak melanggar ketentuan ajaran agama.
Sudah tahukah kalian tentang pengertian sifat zuhud dan tawakal? Untuk itu agar kamu dapat mengetahui lebih jauh mengenai akhlak terpuji tersebut serta mempraktikkannya dalam keseharianmu, ikutilah bahasan berikut dengan seksama!
A.Zuhud
1.Pengertian Zuhud
Zuhud secara bahasa artinya meninggalkan sesuatu. Secara istilah ialah meninggalkan kelezatan hidup duniawi yang sementara dan fana karena menginginkan kelezatan ukhrawi yang lebih baik dan kekal, jika yang ditinggalkan itu adalah sesuatu yang tidak disukai sama sekali karena tidak ada harganya.
Zuhud secara bahasa artinya meninggalkan sesuatu. Secara istilah ialah meninggalkan kelezatan hidup duniawi yang sementara dan fana karena menginginkan kelezatan ukhrawi yang lebih baik dan kekal, jika yang ditinggalkan itu adalah sesuatu yang tidak disukai sama sekali karena tidak ada harganya.
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.”
(Q.S. Al-‘Ankabut/ 29:64)
(Q.S. Al-‘Ankabut/ 29:64)
2.Membiasakan Perilaku Zuhud
Zahid adalah sebutan bagi orang yang berperilaku zuhud. Seorang zahid atau yang berperilaku zuhud memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
a.Hidup sederhana.
b.Tidak menumpuk-numpuk harta.
c.Menghindari hidup berfoya-foya dan bermegah-megah.
e.Senantiasa mengedepankan kepentingan akhirat.
f.Sangat berhati-hati dalam memperoleh atau mencari nafkah.
a.Hidup sederhana.
b.Tidak menumpuk-numpuk harta.
c.Menghindari hidup berfoya-foya dan bermegah-megah.
e.Senantiasa mengedepankan kepentingan akhirat.
f.Sangat berhati-hati dalam memperoleh atau mencari nafkah.
Berperilaku zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, tidak mau berusaha, hanya beribadah salat, zikir, berdoa, mengaji, dan sebagainya, tetapi menjadikan dunia ini sekedar sarana untuk menuju akhirat, dia bekerja tetapi tidak sampai melalaikan kewajibannya sebagai seorang hamba yaitu beribadah. Karena orang yang berperilaku zuhud tidak menjadikan kehidupan dunia sebagai tujuan akhirnya, tetapi hanya sementara sebagai jembatan menuju kehidupan yang sebenarnya yakni akhirat. Orang yang berperilaku zuhud yakin bahwa semakin haus akan kenikmatan dunia maka hidupnya akan sengsara di dunia dan akhirat.
Sabda Rasulullah saw. Dari Abu Hurairah radaiallahu ‘anhu, dia berkata:
“Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits Hasan, diriwayatkan Tirmizi dan lainnya, Hadits Arbain An-Nawawiyah:12)
“Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits Hasan, diriwayatkan Tirmizi dan lainnya, Hadits Arbain An-Nawawiyah:12)
Betapa agungnya bila dalam diri kita tertanam perilaku zuhud ini dalam keseharian kita hidup, karena dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik, baik di mata manusia apalagi di hadapan Allah swt. Orang yang terbiasa berperilaku zuhud akan dapat menikmati lezatnya hidup yang senantiasa dekat dengan Allah swt. Membiasakan perilaku zuhud termasuk berakhlak mahmudah. Beberapa manfaat yang diperoleh bagi seseorang yang berperilaku zuhud antara lain sebagai berikut:
1.Senantiasa membersihkan diri dari hal-hal yang tidak terpuji
2.Memelihara diri dari perilaku yang tidak manfaat
3.Senang kepada kesederhanaan, hidup bersahaja
4.Menjauhkan diri dari sifat rakus dan menumpuk harta
5.Berperilaku suka bersadaqah dan berbuat kebaikan
6.Senantiasa rendah hati dan sabar dalam menjalani kehidupan
B.Tawakal
1.Pengertian Tawakal
Tawakal menurut bahasa adalah menyerahkan. Menurut istilah adalah menyerahkan diri kepada Allah swt. setelah berusaha. Setelah berusaha dan berikhtiar untuk mencapai tujuan yang kita harapkan kemudian kita menyerahkan apa yang akan terjadi kepada Allah swt. Di dalam kita menyerahkan diri kepada Allah swt., maka tertanam pula dalam diri kita perilaku untuk berpegang teguh kepada Allah swt. Karena itu, orang yang bertawakal senantiasa berserah diri dan berpegang teguh kepada Allah swt.
Tawakal menurut bahasa adalah menyerahkan. Menurut istilah adalah menyerahkan diri kepada Allah swt. setelah berusaha. Setelah berusaha dan berikhtiar untuk mencapai tujuan yang kita harapkan kemudian kita menyerahkan apa yang akan terjadi kepada Allah swt. Di dalam kita menyerahkan diri kepada Allah swt., maka tertanam pula dalam diri kita perilaku untuk berpegang teguh kepada Allah swt. Karena itu, orang yang bertawakal senantiasa berserah diri dan berpegang teguh kepada Allah swt.
Firman Allah swt.
وَيَقُولُونَ طَاعَةٌۭ فَإِذَا بَرَزُوا۟ مِنْ عِندِكَ بَيَّتَ طَآئِفَةٌۭ مِّنْهُمْ غَيْرَ ٱلَّذِى تَقُولُ ۖ وَٱللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ ۖ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا
Artinya Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan:
“(Kewajiban Kami hanyalah) taat” tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka
dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung." (Q.S. An-Nisa’/4:81)
“(Kewajiban Kami hanyalah) taat” tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka
dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung." (Q.S. An-Nisa’/4:81)
Bertawakal itu merupakan tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau dalam perjuangan. Banyak orang yang telah berusaha dengan perhitungan yang matang, persiapan yang maksimal tetapi kehendak Allah SWT berkata lain yaitu ia tetap tidak bisa meraih apa yang direncanakan.
Sebagai seorang muslim harus mempunyai perilaku tawakal. Dengan tawakal kita tidak mudah berperilaku putus asa.
Firman Allah swt.
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya: ”Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At Taubah/9 : 51)
2.Membiasakan Perilaku Tawakal
Bertawakal merupakan tumpuan terakhir dalam suatu usaha. Apabila menghadapi bahaya, kita harus bersabar. Kita berani menghadapi untuk mempertahankan kehormatan diri. Bila mempertahankan diri tidak sanggup, kita harus mengelak dan inilah yang dinamakan tawakal. Apabila bahaya itu kita serahkan begitu saja kepada Allah swt. tanpa berusaha untuk mengelak, maka yang demikian bukan dinamakan tawakal. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kita harus berusaha kerja keras mencari rezeki. Apabila telah mengerahkan seluruh kemampuan yang kita miliki, barulah kita berserah diri kepada Allah swt. Allah swt. sendiri yang membagi rezeki kepada kita.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan Barang-siapa yang bertawakkal kepada Allah swt. niscaya Allah swt. akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah swt. melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Q.S. At- Talaq/65:3)
Orang berperilaku tawakal berjiwa optimis. Ia hanya menggantungkan harapannya kepada Allah swt. Apabila berhasil ia tidak sombong. Bila gagal ia tak akan berputus asa. Jadi, sikap tawakal memiliki banyak manfaat bagi yang melakukan, jika disertai niat yang ikhlas dan cara yang benar.
3. Hikmah tawakal
Hikmah Tawakal antara lain sebagai berikut:
1.Mendorong seseorang untuk bersikap optimis dan percaya diri.
2.Tidak mudah berputus asa dalam berusaha.
3.Membuat seseorang akan mensyukuri nikmat Allah swt. yang diterimanya.
4.Tidak bersikap sombong jika berhasil meraih yang diinginkan.
5.Menjadikan hati merasa tenang dan tenteram.
6.Meningkatkan iman seseorang dengan mematuhi apa yang diperintah Allah swt.
7.Mendidik seseorang untuk berhati-hati dan mawas diri, bahwa segala kegiatan dan perbuatan kita diawasi dan diberi balasan sesuai nilai baik dan buruknya.
8.Menjadikan hidup bersih, jauh dari hal-hal yang subhat dan haram.
9.Menghindarkan seseorang dari sifat tamak, rakus, dan ambisius.
1.Mendorong seseorang untuk bersikap optimis dan percaya diri.
2.Tidak mudah berputus asa dalam berusaha.
3.Membuat seseorang akan mensyukuri nikmat Allah swt. yang diterimanya.
4.Tidak bersikap sombong jika berhasil meraih yang diinginkan.
5.Menjadikan hati merasa tenang dan tenteram.
6.Meningkatkan iman seseorang dengan mematuhi apa yang diperintah Allah swt.
7.Mendidik seseorang untuk berhati-hati dan mawas diri, bahwa segala kegiatan dan perbuatan kita diawasi dan diberi balasan sesuai nilai baik dan buruknya.
8.Menjadikan hidup bersih, jauh dari hal-hal yang subhat dan haram.
9.Menghindarkan seseorang dari sifat tamak, rakus, dan ambisius.
10.Menghindarkan seseorang dari perbudakan dunia.
11.Menjadikan hidup sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan hidup.
11.Menjadikan hidup sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan hidup.
C. Rangkuman
1.Zuhud secara istilah ialah meninggalkan keinginan kepada sesuatu karena mengikuti keinginan lain kepada yang lebih baik, artinya meninggalkan kelezatan hidup duniawi yang sementara dan fana karena menginginkan kelezatan ukhrawi
2.Tawakal menurut istilah adalah menyerahkan kepada Allah swt. setelah
berusaha, serta berpegang teguh kepada syari’at-Nya.
1.Zuhud secara istilah ialah meninggalkan keinginan kepada sesuatu karena mengikuti keinginan lain kepada yang lebih baik, artinya meninggalkan kelezatan hidup duniawi yang sementara dan fana karena menginginkan kelezatan ukhrawi
2.Tawakal menurut istilah adalah menyerahkan kepada Allah swt. setelah
berusaha, serta berpegang teguh kepada syari’at-Nya.
dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar