Keindahan Danau Toba sampai Kampung Keling

Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan sebagai Ibukota provinsi Sumatera Utara. Objek wisata di kota Medan dan sekitarnya sangat beragam, dan salah satu yang terkenal adalah Danau Toba.
Danau Toba (Sumber Foto : http://anekatempatwisata.com)

Dari Medan, Danau Toba yang berjarak ±175 km dapat ditempuh melalui perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar 5 jam. Dalam perjalanan yang menempuh rute Medan-Pematang siantar- Parapat (danau toba), Pemandangan alam didominasi oleh hutan sawit dan hutan karet. Di daerah Pematang siantar, kita bisa menemui makanan khas yaitu Burung Goreng ruwak-ruwak. Jangan lupakan juga untuk mampir membeli oleh-oleh khas Pematang Siantar di toko PATEN. Ada delapan makanan khas dengan nama unik yaitu ting-ting, teng-teng, tang-tang, tong-tong, tung-tung, pang-pang, ping-ping, dan pong-pong. Setelah sampai di daerah parapat (kawasan danau toba), kita akan menjumpai beragam hotel mulai hotel melati sampai hotel berbintang.

Danau Toba sendiri merupakan danau terbesar di Asia Tenggara ini memang memukau. Diperkirakan danau ini terbentuk karena letusan supervolcano sekitar 75 ribu tahun silam. Setelah letusan terjadi, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi danau. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Danau ini terletak 906 meter di atas permukaan laut, berukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer serta luasnya 1.130 meter persegi. Toba dikelilingi bukit-bukit hijau dengan dinding-dinding cadasnya. Wisata danau toba terasa kurang lengkap apabila tidak menyeberangi Danau Toba untuk mengunjungi Pulau Samosir. Pulau ini berada ditengah-tengah Danau Toba dan dapat dijangkau dengan waktu selama 45 – 60 menit menggunakan Kapal Feri.
Perjalanan Danau Toba - Pulau Samosir

Setelah mengarungi Danau Toba selama hampir 1 jam maka kita akan menginjakkan kaki di Pulau Samosir, tepatnya di Desa Tomok. Tomok adalah sebuah desa pelabuhan sekaligus desa wisata di pesisir timur Pulau Samosir. Sebagian besar wisatawan yang datang biasanya cuma berkutat di Tomok, karena objek wisata disini sudah lumayan lengkap, ada makam makam, patung sigale gale, museum, dll. Aktivitas utama yang dilakukan antara lain Menonton Pertunjukan Sigale-gale. Berkunjung ke Kampung tua Huta Bolon. Di sini ada pentas tari Batak tradisional bernama Tari Sigale-gale. Tarian tersebut seperti tari Tor-tor yang diiringi dengan alat musik tradisional. Awalnya, tarian ini dimaksudkan untuk menawar rindu seorang raja yang kehilangan anaknya. Boneka dibuat menyerupai anak raja yang sudah meninggal. Jadi tak heran boneka Sigale-gale bergerak seperti manusia. Kemudian dilanjutkan dengan Melihat Batu Parsidangan. Di Ambarita terdapat pengadilan tradisional suku Batak. Batu-batu melingkar dengan rapi. Usianya sudah ratusan tahun. Di sini Anda akan menemukan tempat eksekusi untuk tahanan hukuman mati. Dan yang tidak kalah seru adalah berbelanja souvenir, kain ulos dan pernak-pernik lainnya yang sangat beragam di pulau samosir ini. Setelah itu, perjalanan selanjutnya menggunakan kapal feri menuju Batu Gantung, sebuah batu yang letaknya menggantung di sebuah dinding batu di pinggiran danau toba. Batu Gantung inilah yang menjadi legenda asal mula kota parapat.
Rumah Adat di Pulau Samosir


Batu Gantung (Sumber Foto : Google)

Sigale-gale dan Batu persidangan (Sumber Foto : Google)

Selain objek wisata Danau Toba yang terkenal sampai mancanegara, Kota Medan sendiri mempunyai beberapa bangunan bersejarah yang bisa dinikmati oleh wisatawan. Sebut saja Tjong Afie Mansion, Bangunan kediaman Tjong A Fie ini berada di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan, yang didirikan pada tahun 1900, saat ini dijadikan sebagai Tjong A Fie Memorial Institute dan dikenal juga dengan nama Tjong A Fie Mansion. Rumah ini dibuka untuk umum pada 18 Juni 2009 untuk memperingati ulang tahun Tjong A Fie yang ke-150. Rumah ini merupakan bangunan yang didesain dengan gaya arstitektur Tionghoa, Eropa, Melayu dan art-deco dan menjadi objek wisata bersejarah di Medan.Di rumah ini, pengunjung bisa mengetahui sejarah kehidupan Tjong A Fie lewat foto-foto, lukisan serta perabotan rumah yang digunakan oleh keluarganya serta mempelajari budaya Melayu-Tionghoa.
Tjong A Fie (Sumber Foto : liputan-medan.blogspot.com)

Kemegahan bangunan lain yang masih kokoh berdiri yaitu Masjid Raya Al Mashun atau biasa disebut Masjid Raya Medan yang dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Bergaya arsitektur khas Timur Tengah, India dan Spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat. Masjid Raya Medan ini merupakan saksi sejarah kehebatan Suku Melayu sang pemilik dari Kesultanan Deli (Kota Medan). Pada awal pendiriannya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana.
Masjid Raya Medan (Sumber Foto : bujangmasjid.blogspot.com)

Selain itu, ada kelenteng yang dibangun pada saat penjajahan Belanda yaitu Vihara gunung Timur, adalah kelenteng Tionghoa (Taoisme) yang terbesar di Kota Medan, Indonesia dan mungkin juga di pulau Sumatra. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1930-an. Vihara Gunung Timur ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan berada di sisi Sungai Babura.
Vihara Gunung Timur (sorce foto : deliheritageclub.wordpress.com)

Belum lengkap juga jika wisatawan tidak mengunjungi bangunan bersejarah yang satu ini, Istana Maimun terkadang disebut juga Istana Putri Hijau merupakan istana kebearan Kerajaan Deli. Istana ini didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada 1888.Di istana ini, kita dapat melihat seluk beluk sejarah Kerajaan Deli dan singgasana sultan yang mewah serta berbagai macam koleksi istana.
Istana Maimun


Di kota Medan ada sebuah kampong yang disebut dengan julukan Kampung keling atau kampong madras juga disebut Little India Medan, merupakan tempat tinggal orang india. Di kawasan ini terdapat sebuah kuil yang cukup tua dan masih dipergunakan sampai detik ini. Kuil tersebut bernama Kuil Shri mariamman, adalah kuil Hindu tertua di Kota Medan, Indonesia. Kuil ini dibangun pada tahun 1881 untuk memuja dewi Shri Mariamman. Kuil yang menstanakan lima dewa, masing-masing Dewa Shri Vinayagar, Shri Murugan, dan Dewi Shri Mariamman (Durga dalam wujud Kali) itu dikelola salah seorang keluarga pemilik perusahaan besar Texmaco, Lila Marimutu. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah gopuram, yaitu menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India Selatan atau semacam gapura.
Kuil Shri Mariamman

Sisi lain yang menarik di Medan adalah becak mesin atau becak motor. Berbeda dengan di Jawa, pengemudi becak di Medan berada disamping, sehingga lebar becak beserta pengemudinya hampir menyerupai mobil.
Bentor (Sumber Foto : henytag.wordpress.com)

Medan juga cocok bagi penikmat kuliner kunjungi saja Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka Medan dan tepat berada di seberang Balai Kota Medan. Sedangkan pemburu oleh-oleh pasti akan terpuaskan setelah berbelanja Bika Ambon, Bolu Meranti dan Pancake Medan yang tentunya sangat menggugah selera kita semua.
Merdeka Walk (Sumber Foto : medan.panduanwisata.id)

Selamat Liburan di Kota Medan


Komentar