Implementasi Teori Kebutuhan
dan Teori Y Nutrifood
Hubungan
positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja
Sepasang kekasih itu bernama Karyawan dan
Perusahaan, bagaimana tidak? Pada hakekatnya karyawan dan perusahaan sama-sama
memegang kendali dan peran utama dalam menjalankan roda bisnis perusahaan.
Karyawan yang merasa menjadi kekasih perusahaan akan mengeluarkan seluruh
energi, antusiasme serta dedikasi yang tinggi untuk melakukan yang terbaik bagi
Perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan ide-ide baru, secara naluriah mereka
membuka diri atas hal dan informasi baru sebagai bagian dari pembelajaran.
Inisiatif untuk merubah lingkungan kerja kearah yang lebih baik pun terus
dilakukan dalam upayanya tetap menjadi kekasih Perusahaan. Disisi lain Perusahaan
mempunyai misi khusus dalam mempertahankan karyawannya supaya tetap memiliki soul dan semangat serta moral yang
tinggi dalam bekerja.
Seringkali perusahaan
mempunyai pendapat bahwa faktor utama yang paling berpengaruh dalam tingkat
kepuasan karyawan adalah GAJI sehingga perusahaan tersebut berasumsi bahwa
dengan gaji yang tinggi, maka sudah seharusnya karyawan sudah puas. Kenyataannya
belum tentu karyawan tersebut puas dengan perusahaan, karena ternyata kepuasan
tidak mutlak dipengaruhi oleh uang/ gaji yang diterima. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kepuasan kerja, antara lain lingkungan pekerjaan, perilaku teman
dan atasan, Kebijakan perusahaan termasuk kesesuaian pekerjaan atau jenjang
karier.
·
Physiological (fisiologis/dasar/pokok)
·
Safety (rasa aman).
·
Social/Affiliation (bersosialisasi)
·
Esteem (harga diri).
·
Self-actualization (aktualisasi
diri)
Dalam teori tersebut jelas terlihat bahwa kebutuhan
dalam bentuk sentuhan emosional lebih tinggi daripada kebutuhan fisiologis. Hal ini membuktikan bahwa manusia/
karyawan ingin mendapat perlakuan yang lebih baik, aman, mendapat kesempatan
belajar dan mengembangkan diri, diakui prestasi-prestasinya serta dapat
menunjukkan aktualisasi diri melalui kemampuannya dibandingkan hanya
semata-mata mendapat gaji yang besar. Untuk itu Perusahaan harus mampu
mengenali faktor-faktor apa saja yang dapat membuat kebutuhan karyawan
terpenuhi dan dapat terpuaskan saat bekerja di perusahaan. Disini kita melihat ada
hubungan positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja sehingga objective perusahaan dapat tercapai.
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y
setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan
yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas
beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku
mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Ada empat asumsi
yang dimiliki manajer dalam teori X yang bersifat negatif dan empat asumsi
dalam teori Y yang bersifat positif mengenai sifat manusia.
Rupa-rupanya teori dari Abraham Maslow yang
dikombinasi dengan Teori Y McGregor ini, dipahami betul dan diimplementasikan
dengan baik oleh PT. Nutrifood Indonesia. Hal ini terkuak saat kami menyambangi Kantor Pusat PT. Nutrifood yang berada di bilangan Jakarta timur
tepatnya di Jalan Rawa Bali, Kawasan industri Pulo Gadung.
Terbukti saat kunjungan singkat 3 jam kami mulai
hingga akhir kunjungan, sangat terasa sentuhan-sentuhan emosional yang dapat
dirasakan. Saat memasuki halaman parkir, kita akan disambut hangat oleh petugas
keamanan dan berlanjut sapaan lembut resepsionis yang berjejer rapi didepan
sembari menunjukkan ruangan meeting yang akan digunakan untuk menyambut secara
resmi rombongan kami. Dalam ruangan tersebut, sudah ada 3 sosok
ramah, yaitu Bapak Iman Progoharbowo, Head
of systems integration division PT. Nutrifood Indonesia beserta 2 orang stafnya
yang disebut “para bidadari” oleh alumnus S1 Agronomi IPB dan S2 MM UI.
“Culture
dan philoshopy melekat dengan
kehidupan pekerjaan kita” demikian cetusnya di awal presentasinya. Beliau
bercerita panjang lebar saat tahun 1990 mulai merubah paradigma baru dan membangun trust
dengan cara mulai menanamkan budaya kerja yang baru. Tentu ini bukan perkara
mudah, karena bagaimanapun perubahan akan menjadi momok yang menakutkan bagi
orang-orang yang sudah merasa nyaman dengan kondisi pada saat itu.
Singkat cerita, Nutrifood mempunyai culture baru yang cukup simple dalam
penyebutan tetapi mempunyai makna yang begitu dalam, yaitu I-CARE Integrity (dapat diandalkan, konsisten
dalam nilai pribadi, pekerjaan dan universal), Collaboration (bekerjasama untuk mencapai tujuan), innovAtive (berpikir kreatif dan
berinovasi), Respect (menghargai
perbedaan), Excellent (berusaha
meraih hasil yang lebih baik). Nilai inovasi & improvement tidak lepas dari
Budaya Kerja atau Culture yang ditanamkan oleh manajemen. Disamping culture
yang dijunjung tinggi, Nutrifood juga sangat mengedepankan pendekatan ilmiah,
serta berani mencoba hal yang berbeda dengan tidak mengikuti struktur yang umum
digunakan, bahkan Nyleneh/ Unik. Hal-hal Nyeleneh antara lain yaitu tidak ada
pengukuran kinerja individu (performance appraisal), tidak ada insentive, tidak
ada hukuman, no absensi, Merubah istilah PDCA (Plan Do Check Action) menjadi
PDSA (Plan Do Study Action),Terus menerus belajar dan mencari inovasi-inovasi
baru, kebenaran hakiki tidak ada, harus bisa berdiskusi harus terus mencari
perspective lain. Challenge untuk
menghasilkan sesuatu dengan cara kolaborasi dan tidak ada tempat untuk
persaingan antar karyawan. Decision
sebagai lanjutan dari proses sebanyak-banyaknya dan seoptimal mungkin
empowerement, untuk mendorong improvement yang semakin baik. Gaji hanya sebagai
Hygiene factor, kalo gaji jelek maka
karyawan akan kecewa, kalo gaji bagus maka karyawan“just tidak kecewa”, untuk
itu harus dipelihara supaya tidak kecewa, dengan cara melakukan benchmark yang serius, dan bisa
dipastikan gaji yang diterima diatas rata-rata industri” Tutur Pak Iman.
Nutrifood
Leadership Philoshopy
Pada prosesnya Nutrifood mempunyai Leadership
Philosopy yang tertuang dalam 4 lensa, dimana pemimpin akan mempunyai cara dan
sikap metal yang baru sehingga dapat menghasilkan kebijakan maupun keputusan
yang sangat efektif. Keempat lensa tersebut, adalah :
1. Lensa Pengetahuan (Knowledge) adalah
proses pembelajaran, dimana pembelajaran baru terjadi ketika teori dan experience dipersatukan sehingga
Kompetensi akan meningkat ketika mempraktekkan teori tersebut.
2. Lensa Sistem (System), suatu jaringan
yang terdiri atas pemimpin dan komponen-komponen yang saling bergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi bisa dikatakan
bahwa sistem sebagai penyebab kinerja.
3. Lensa Variasi (Variation), Setiap data
mengandung variasi, bila kita mengukur sesuatu dan diulangi, maka dipastikan
ada variasi dari pengukuran pertama dan yang berikutnya. Berapa besar variasi
tergantung dari ketelitian alat ukurnya.
4. Lensa Manusia (People), Rumitnya
manusia, apakah memang benar demikian? Lensa ini menitikberatkan pada rasa
empati yang sebenarnya. Bagaimana seharusnya kita memandang manusia,
memperlakukannya sehingga ia bisa memberikan seluruh potensinya bagi pencapaian
tujuan bersama.
Philoshopy
diatas dijelaskan secara runut dan mengalir oleh Bapak Iman. Ternyata beliau
juga menuangkan secara gamblang dan detail didalam bukunya yaitu Empat Lensa “Terobosan paradigma
kepemimpinan dunia baru” yang mampu memberikan pencerahan dan mampu merubah
sikap mental dan perilaku kritis pemimpin, sehingga kita bisa membuat keputusan
yang lebih efektif dan adaptif. Buku Empat Lensa ini memang banyak pertanyaan
yang bersifat kontroversial, seperti objectivitas
adalah mitos, jangan mengerjar target, system sebagai penyebab kinerja, jangan
menyalahkan, statistic mengajarkan kita untuk diam, moticasi sudah ada dalam
diri setiap manusia, hindari penilaian kinerja individu dan lain-lain. Buku
tersebut juga menjadi buah tangan untuk rombongan kami.
Memang waktu selalu menjadi jawaban yang bijak, dan
sejak sistem baru dijalankan dengan penuh semangat maka pada 1994 Nutrifood
diganjar sebagai perusahaan makanan pertama di Indonesia yang mendapatkan
sertifikasi ISO yaitu ISO 9002:1987 sampai sampai Sucofindo pun tertarik untuk
menjadikan Nutrifood sebagai tempat belajar. Nutrifood juga memperoleh berbagai
sertifikasi selain ISO 9002, yaitu Laboratorium mendapatkan ISO 17025:2005,
Manufaktur mendapatkan ISO 22000:2005, Holding company mendapatkan ISO
9001:2000, dan sertifikasi lainnya. Nutrifood juga memiliki komitmen dalam
pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan. Terdiri dari 3 aspek yaitu
Kesehatan, Pendidikan dan Green LifeStyle.
Office Tour
Pada kunjungan kali ini, kami diberikan kesempatan untuk office tour dengan berkeliling,
melihat dari dekat ruang demi ruang yang ada di dalam kantor Nutrifood. Dan tempat
pertama yang dikunjungi adalah Innovation
room, Ruang ini merupakan ruang terbuka dan cocok untuk menuangkan ide dan kreatifitas
dimana diharapkan akan menjadi sesuatu hal yang inovatif. Disamping itu kami ditunjukkan secara berturut-turut
ruang gym, klinik, perpustakaan, ruang musik, dapur, kantin sehat yang menyediakan
menu tanpa gorengan maupun gula dan garam yang berlebihan, vertical garden, lesehan room dan ruangan-ruangan unik lainnya
seperti nasa room dan masih banyak
lagi. Dalam pengamatan kami, ada banyak ruangan-ruangan baik besar maupun kecil
yang sebenarnya sederhana tetapi dapat disulap menjadi rangkaian ruangan unik yang
menarik dan nyaman serta sangat memperdulikan keseimbangan lingkungan. Ruangan
tersebut juga tidak luput dari sentuhan seni dan kreasi indah sehingga
teman-teman Nutrifood nyaman untuk bekerja dan berkreasi di rumah kedua ini.
Komentar
Posting Komentar