Factory Visit @ PT. Nutrifood Indonesia

Implementasi Teori Kebutuhan dan Teori Y Nutrifood
Hubungan positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja

Sepasang kekasih itu bernama Karyawan dan Perusahaan, bagaimana tidak? Pada hakekatnya karyawan dan perusahaan sama-sama memegang kendali dan peran utama dalam menjalankan roda bisnis perusahaan. Karyawan yang merasa menjadi kekasih perusahaan akan mengeluarkan seluruh energi, antusiasme serta dedikasi yang tinggi untuk melakukan yang terbaik bagi Perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan ide-ide baru, secara naluriah mereka membuka diri atas hal dan informasi baru sebagai bagian dari pembelajaran. Inisiatif untuk merubah lingkungan kerja kearah yang lebih baik pun terus dilakukan dalam upayanya tetap menjadi kekasih Perusahaan. Disisi lain Perusahaan mempunyai misi khusus dalam mempertahankan karyawannya supaya tetap memiliki soul dan semangat serta moral yang tinggi dalam bekerja.

Seringkali perusahaan mempunyai pendapat bahwa faktor utama yang paling berpengaruh dalam tingkat kepuasan karyawan adalah GAJI sehingga perusahaan tersebut berasumsi bahwa dengan gaji yang tinggi, maka sudah seharusnya karyawan sudah puas. Kenyataannya belum tentu karyawan tersebut puas dengan perusahaan, karena ternyata kepuasan tidak mutlak dipengaruhi oleh uang/ gaji yang diterima. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, antara lain lingkungan pekerjaan, perilaku teman dan atasan, Kebijakan perusahaan termasuk kesesuaian pekerjaan atau jenjang karier.
 
Menurut Abraham Maslow dengan teori hirarki kebutuhan manusia, menyebutkan bahwa didalam setiap manusia ada 5 tingkatan kebutuhan, yaitu :
·         Physiological (fisiologis/dasar/pokok)
·         Safety (rasa aman).
·         Social/Affiliation (bersosialisasi)
·         Esteem (harga diri).
·         Self-actualization (aktualisasi diri)



Dalam teori tersebut jelas terlihat bahwa kebutuhan dalam bentuk sentuhan emosional lebih tinggi daripada kebutuhan  fisiologis. Hal ini membuktikan bahwa manusia/ karyawan ingin mendapat perlakuan yang lebih baik, aman, mendapat kesempatan belajar dan mengembangkan diri, diakui prestasi-prestasinya serta dapat menunjukkan aktualisasi diri melalui kemampuannya dibandingkan hanya semata-mata mendapat gaji yang besar. Untuk itu Perusahaan harus mampu mengenali faktor-faktor apa saja yang dapat membuat kebutuhan karyawan terpenuhi dan dapat terpuaskan saat bekerja di perusahaan. Disini kita melihat ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja sehingga objective perusahaan dapat tercapai.

Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X yang bersifat negatif dan empat asumsi dalam teori Y yang bersifat positif mengenai sifat manusia.
Rupa-rupanya teori dari Abraham Maslow yang dikombinasi dengan Teori Y McGregor ini, dipahami betul dan diimplementasikan dengan baik oleh PT. Nutrifood Indonesia. Hal ini terkuak saat kami menyambangi Kantor Pusat PT. Nutrifood yang berada di bilangan Jakarta timur tepatnya di Jalan Rawa Bali, Kawasan industri Pulo Gadung.
Terbukti saat kunjungan singkat 3 jam kami mulai hingga akhir kunjungan, sangat terasa sentuhan-sentuhan emosional yang dapat dirasakan. Saat memasuki halaman parkir, kita akan disambut hangat oleh petugas keamanan dan berlanjut sapaan lembut resepsionis yang berjejer rapi didepan sembari menunjukkan ruangan meeting yang akan digunakan untuk menyambut secara resmi rombongan kami. Dalam ruangan tersebut, sudah ada 3 sosok ramah, yaitu Bapak Iman Progoharbowo, Head of systems integration division PT. Nutrifood Indonesia beserta 2 orang stafnya yang disebut “para bidadari” oleh alumnus S1 Agronomi IPB dan S2 MM UI.
Culture dan philoshopy melekat dengan kehidupan pekerjaan kita” demikian cetusnya di awal presentasinya. Beliau bercerita panjang lebar saat tahun 1990 mulai merubah paradigma baru dan  membangun trust dengan cara mulai menanamkan budaya kerja yang baru. Tentu ini bukan perkara mudah, karena bagaimanapun perubahan akan menjadi momok yang menakutkan bagi orang-orang yang sudah merasa nyaman dengan kondisi pada saat itu.

Singkat cerita, Nutrifood mempunyai culture baru yang cukup simple dalam penyebutan tetapi mempunyai makna yang begitu dalam, yaitu I-CARE Integrity (dapat diandalkan, konsisten dalam nilai pribadi, pekerjaan dan universal), Collaboration (bekerjasama untuk mencapai tujuan), innovAtive (berpikir kreatif dan berinovasi), Respect (menghargai perbedaan), Excellent (berusaha meraih hasil yang lebih baik). Nilai inovasi & improvement tidak lepas dari Budaya Kerja atau Culture yang ditanamkan oleh manajemen. Disamping culture yang dijunjung tinggi, Nutrifood juga sangat mengedepankan pendekatan ilmiah, serta berani mencoba hal yang berbeda dengan tidak mengikuti struktur yang umum digunakan, bahkan Nyleneh/ Unik. Hal-hal Nyeleneh antara lain yaitu tidak ada pengukuran kinerja individu (performance appraisal), tidak ada insentive, tidak ada hukuman, no absensi, Merubah istilah PDCA (Plan Do Check Action) menjadi PDSA (Plan Do Study Action),Terus menerus belajar dan mencari inovasi-inovasi baru, kebenaran hakiki tidak ada, harus bisa berdiskusi harus terus mencari perspective lain. Challenge untuk menghasilkan sesuatu dengan cara kolaborasi dan tidak ada tempat untuk persaingan antar karyawan. Decision sebagai lanjutan dari proses sebanyak-banyaknya dan seoptimal mungkin empowerement, untuk mendorong improvement yang semakin baik. Gaji hanya sebagai Hygiene factor, kalo gaji jelek maka karyawan akan kecewa, kalo gaji bagus maka karyawan“just tidak kecewa”, untuk itu harus dipelihara supaya tidak kecewa, dengan cara melakukan benchmark yang serius, dan bisa dipastikan gaji yang diterima diatas rata-rata industri” Tutur Pak Iman.

Nutrifood Leadership Philoshopy
Pada prosesnya Nutrifood mempunyai Leadership Philosopy yang tertuang dalam 4 lensa, dimana pemimpin akan mempunyai cara dan sikap metal yang baru sehingga dapat menghasilkan kebijakan maupun keputusan yang sangat efektif. Keempat lensa tersebut, adalah :

1.       Lensa Pengetahuan (Knowledge) adalah proses pembelajaran, dimana pembelajaran baru terjadi ketika teori dan experience dipersatukan sehingga Kompetensi akan meningkat ketika mempraktekkan teori tersebut.
2.       Lensa Sistem (System), suatu jaringan yang terdiri atas pemimpin dan komponen-komponen yang saling bergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi bisa dikatakan bahwa sistem sebagai penyebab kinerja.
3.       Lensa Variasi (Variation), Setiap data mengandung variasi, bila kita mengukur sesuatu dan diulangi, maka dipastikan ada variasi dari pengukuran pertama dan yang berikutnya. Berapa besar variasi tergantung dari ketelitian alat ukurnya.
4.       Lensa Manusia (People), Rumitnya manusia, apakah memang benar demikian? Lensa ini menitikberatkan pada rasa empati yang sebenarnya. Bagaimana seharusnya kita memandang manusia, memperlakukannya sehingga ia bisa memberikan seluruh potensinya bagi pencapaian tujuan bersama.
Philoshopy diatas dijelaskan secara runut dan mengalir oleh Bapak Iman. Ternyata beliau juga menuangkan secara gamblang dan detail didalam bukunya yaitu Empat Lensa “Terobosan paradigma kepemimpinan dunia baru” yang mampu memberikan pencerahan dan mampu merubah sikap mental dan perilaku kritis pemimpin, sehingga kita bisa membuat keputusan yang lebih efektif dan adaptif. Buku Empat Lensa ini memang banyak pertanyaan yang bersifat kontroversial, seperti objectivitas adalah mitos, jangan mengerjar target, system sebagai penyebab kinerja, jangan menyalahkan, statistic mengajarkan kita untuk diam, moticasi sudah ada dalam diri setiap manusia, hindari penilaian kinerja individu dan lain-lain. Buku tersebut juga menjadi buah tangan untuk rombongan kami.
Memang waktu selalu menjadi jawaban yang bijak, dan sejak sistem baru dijalankan dengan penuh semangat maka pada 1994 Nutrifood diganjar sebagai perusahaan makanan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO yaitu ISO 9002:1987 sampai sampai Sucofindo pun tertarik untuk menjadikan Nutrifood sebagai tempat belajar. Nutrifood juga memperoleh berbagai sertifikasi selain ISO 9002, yaitu Laboratorium mendapatkan ISO 17025:2005, Manufaktur mendapatkan ISO 22000:2005, Holding company mendapatkan ISO 9001:2000, dan sertifikasi lainnya. Nutrifood juga memiliki komitmen dalam pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan. Terdiri dari 3 aspek yaitu Kesehatan, Pendidikan dan Green LifeStyle.

Office Tour
Pada kunjungan kali ini, kami diberikan kesempatan untuk office tour dengan berkeliling, melihat dari dekat ruang demi ruang yang ada di dalam kantor Nutrifood. Dan tempat pertama yang dikunjungi adalah Innovation room, Ruang ini merupakan ruang terbuka dan cocok untuk menuangkan ide dan kreatifitas dimana diharapkan akan menjadi sesuatu hal yang inovatif. Disamping  itu kami ditunjukkan secara berturut-turut ruang gym, klinik, perpustakaan, ruang musik, dapur, kantin sehat yang menyediakan menu tanpa gorengan maupun gula dan garam yang berlebihan, vertical garden,  lesehan room dan ruangan-ruangan unik lainnya seperti nasa room dan masih banyak lagi. Dalam pengamatan kami, ada banyak ruangan-ruangan baik besar maupun kecil yang sebenarnya sederhana tetapi dapat disulap menjadi rangkaian ruangan unik yang menarik dan nyaman serta sangat memperdulikan keseimbangan lingkungan. Ruangan tersebut juga tidak luput dari sentuhan seni dan kreasi indah sehingga teman-teman Nutrifood nyaman untuk bekerja dan berkreasi di rumah kedua ini. 

Komentar