Perusahaan dengan pengeluaran iklan terbesar di dunia, Procter & Gambler mengurangi budget iklan TV nya di Amerika Serikat. Pengurangan tersebut akan dialihkan untuk upaya pemasaran dengan metode sampel.
CEO-Chairman A.G. Lafley menyebut metode pemasaran sampel ini sebagai “point of market entry” atau yang disingkat POME. Dalam acara konferensi tahunan investor pada 13 November lalu, Lafley mencontohkan upaya pemasaran Gillette menggunakan metode sampel yaitu dengan mengirimkan produk Fusion ProGlide Razor kepada setiap konsumen pria di AS pada ulang tahun produknya tersebut yang ke 18.
P&G sebenarnya sudah menerapkan metode pemasaran dengan sampel untuk produk Pampers. Metode ini menjadi salah satu kunci Pampers menyalip Huggies dari Kimberly-Clark Corp untuk meraup pangsa pasar terbesar dalam satu tahun terakhir ini.
POME sendiri dimaksudkan untuk mengatasi masalah kecilnya persentase konsumen yang pernah mencoba merek-merek P&G yang sudah mapan. Misalnya saja produk pembersih Swiffer. Produk tersebut meski sudah hadir di pasar selama 15 tahun dan menghasilkan penjualan global sekitar US$1 miliar setiap tahunnya, namun baru dicoba oleh hanya sekitar 10% dari konsumen AS. Ada pula merek andalan pisau cukur Fusion ProGlide yang hanya dicoba oleh sekitar 14% dari konsumen pria.
Selain mulai fokus pada metode pemasaran sampel, P&G juga menginvestasikan pundi-pundi dolarnya untuk media digital yang diklaim lebih hemat biaya. Hal tersebut diutarakan oleh P&G Global Brand Officer Marc Pritchard.
Marc mengatakan bahwa meskipun P&G mulai fokus pada pemasaran digital, bukan berarti iklan TV dan media cetak ditinggalkan. Raksasa consumer goods ini mencoba lebih mengefektifkan upaya pemasarannya di kedua media konvensional tersebut dengan mengurangi pembuatan iklan.
Meskipun P&G sempat kehilangan 60% pangsa pasar pada kuartal terakhir bisnisnya, namun Lafley tak terlalu mengkhawatikan hal tersebut. Menurutnya mengkhawatirkan pangsa pasar adalah strategi yang jelek selama kita belum siap dengan rencana perbaikan.
Seperti dikutip Adage, Lafley mengatakan bahwa merek baru bisa membangun pangsa pasar yang menguntungkan ketika mereka memiliki inovasi yang disruptif atau ketika pesaing membuat kesalahan.
Strategi pemasaran P&G tersebut, terutama metode sampel, tentu bukannya tanpa biaya. Jika dibandingkan dengan iklan TV dan media cetak bisa jadi metode sampel dari segi budgeting sama besarnya, hanya saja metode ini mampu merangkul konsumen lebih banyak secara signifikan daripada kedua media tersebut hingga dikatakan metode sampel lebih efektif.
Upaya pemasaran P&G ini mungkin bisa menjadi contoh bagi UKM yang ingin membangun brand awareness yang lebih kuat di benak target pasarnya sekaligus menaikkan angka penjualan secara efektif. Bagaimana menurut Anda?
sumber : marketing.co.id
Komentar
Posting Komentar