Bahagia itu Sederhana

Sebuah kisah nyata yang sempat menjadi viral di jejaring sosial:

Sore itu sehabis pulang kantor, saya mampir di sebuah kedai soto di Jl. Gusti Ngurah Rai, Klender [Jakarta]. Saya lalu memesan semangkok soto dan duduk membaca koran sambil menunggu macet yang belum juga terurai.

Saat sedang makan, datanglah seorang Ibu setengah tua dengan dua orang anak dengan penampilan sederhana. Ia masuk ke warung soto dan berkata ke penjualnya:

"Mas, berapa harga semangkok soto?".

"10.000, Bu, ...". Jawab si penjual soto dengan senyuman.

Ibu itu terdiam sejenak.

"Kedua anak saya sungguh ingin makan soto, tapi uang saya hanya 7000 rupiah, Apa bisa buat 2 porsi? Walau hanya kuah dan sedikit mie, tak menjadi masalah " tanya ibu sedikit ragu.

"Oh, mari Bu.. masuk, silakan duduk.. ". kata mas penjual soto..

Lalu, dengan segera di penjual soto tersebut menghidangkan 3 mangkok soto berukuran besar sudah di depan sang ibu dan kedua anaknya.

"Tapi uang saya hanya 7000... Mas...". Ujar ibu tersebut sekali lagi dengan sedikit ragu. Terlihat sang ibu itu masih punya harga diri untuk tidak meminta penuh.

"Oh... nggak apa-apa Bu...ibu bertiga makan saja dan simpan uang ibu...". Jawab Mas penjual soto dengan ramah.

Ibu itu tersenyum dan membungkukkan setengah tubuhnya tanda terima kasih.

Saya tersenyum kagum, melihat kebaikan penjual Soto tersebut.

Sekitar 5 menit setelah ibu dan kedua anaknya pergi, Seorang Pemuda yang dari tadi duduk di pojok selesai menikmati sotonya, ia lantas keluar dan membayar dengan uang Rp. 100.000 dan pergi begitu saja.

"Mas, ini kembaliannya ". Ujar penjual soto mengejar pemuda tersebut.

"Saya makan 1 mangkok dan 1 bungkus kerupuk... sisanya untuk bayar Ibu dan 2 anak tadi, Bang"
Kata pemuda itu menghidupkan sepeda motornya.

Saya benar-benar terpesona, dengan kebaikan-kebaikan yang dihadirkan didepan mata. Si ibu miskin yang  jujur yang tak mudah meminta, penjual soto yang baik dan pemuda yang pemurah. Dan sayapun kecipratan kebahagiaan karena melihat kejadian itu.

Jika saja setiap orang tidak melulu menggunakan hukum dagang dan transaksional, tentu pintu-pintu kesempatan, berkah akan banyak dibuka.

Jika saja setiap orang lebih dahulu memberi (Giving) bukan meminta (Taking), dunia akan punya banyak warna kebahagiaan.

Semoga Bermanfaat... Amien




Komentar

  1. Lingkaran kebaikan mas bro..

    segala sesuatu kebaikan yg dilakukan akan terus berhubungan dan akan kembali ke diri kita yang melakukan kebaikan tersebut

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar