Festival-festival bertaraf internasional tidak hanya ada di luar negeri. Indonesia yang terdiri dari beragam budaya juga memiliki festival seperti itu. Tak ayal kehadiran festival-festival keren ini selalu dinanti-nanti para traveler lokal maupun dunia.
Jember Fashion Carnaval dan Festival Bunga Tomohon adalah beberapa diantara festival bertaraf internasional di Indonesia. Pada tanggal-tanggal penyelenggaraan festival, banyak turis yang datang hanya untuk melihat dan mengabadikan momen tersebut. Bahkan beberapa desainer dunia juga tertairk dengan festival yang ada di Indonesia. Berikut 6 festival bertaraf internasional di Indonesia yang paling dinanti traveler.
1. Jember Fashion Carnaval
Jember Fashion Carnaval atau lebih populer disebut dengan JFC pertama kali diselenggarakan pada tanggal 1 Januari 2003. Sang penggagas even ini adalah Dynand Fariz yang berstatus sebagai pendiri JFC Center. Sejak pagelaran yang pertama pada 12 tahun silam, event ini langsung menggebrak dunia fashion dan dilirik para desainer lokal hingga dunia. Sejak saat itu mulailah acara ini dijadikan event tahunan sekaligus promosi wisata Kabupeten Jember.
Satu hal yang paling menarik dari festival ini yang mempu menyedot perhatian dunia internasional yaitu konsep acaranya yang menggunakan jalan raya sebagai catwalknya. Ditambah dengan tema-tema unik yang diusung para desainer setiap kali tampil membuat acara ini kian semarak dan tidak membosankan.
Keberhasilan festival ini berimbas pada diundangnya beberapa kontestan ke berbagai negara untuk memamerkan karya mereka di luar negeri. Nah, buat traveler yang ngebet pengen nonton festival ini bisa datang ke Jember pada tanggal 26-30 Agustus 2015. Pada tanggal itulah pagelaran festival JFC 2015 akan diselenggarakan.
2. Festival Bunga Tomohon
banyak sekali festival bunga di negara-negara Eropa maupun Amerika. Ternyata festival seperti ini juga bisa dijumpai di Indonesia lho. Cobalah berkunjung ke kota Tomohon, sebuah kota yang berjarak 20 km dari kota Manado, Sulawesi Utara. Di kota inilah festival bunga kelas internasional biasanya diselenggarakan. Kota Tomohon memang kawasan yang subur dan penuh dengan aneka bunga, tak ayal jika kemudian kota ini memiliki slogan “Menyapa Dunia dengan Bunga.”
Festival bunga ini pertama kali diselenggarakan tahun 2006 dengan tajuk Parade Bunga. Berkat kesuksesan pada penyelenggaraan perdana maka even ini kemudian dijadikan agenda dua tahunan di sana dan acara pun diubah menjadi Tomohon Flowers Festival atau TFF pada tahun 2008. Selang 4 tahun berikutnya festival bunga ini naik kelas menjadi bertaraf internasional dengan melibatkan negara lain untuk turut serta dalam festival bunga.
Sayangnya untuk menyaksikan festival serupa Anda harus sedikit bersabar pasalnya festival ini baru saja diselenggarakan pada 8-12 Agustus 2014 lalu. Jika merujuk pada agenda dua tahunan maka festival bunga Tomohon baru akan diselenggarakan lagi pertengahan tahun 2016 mendatang.
3. Solo Batik Carnival
Memiliki konsep yang hampir sama dengan Jember Fashion Carnaval, Solo Batik Carnival juga menampilkan aneka desain busana yang unik. Bedanya bahan dasar yang digunakan untuk festival ini haruslah terbuat dari kain batik. Popularitas kain batik kian melejit setelah kain khas dari Indonesia ini ditetapkan sebagai UNESCO World Intangible Heritage. Jadi bukan hal yang mengejutkan jika setiap penyelenggaraan event bertajuk kain batik selalu ramai dikunjungi.
Demikian pula dengan Solo Batik Carnival atau SBC. Sejak bergulir pertama kali tahun 2008, kemeriahan SBC tidak pernah berkurang dan cenderung mengalami peningkatan dalam hal antusiasme para peserrta hingga para penonton. Setiap even diadakan, Jalan Slamet Riyadi hingga depan Balai Kota Solo disterilkan untuk disulap menjadi catwalk.
Festival ini selalu mengusung tema yang berbeda-beda setiap tahunnya. Para desainer juga kreatif dalam menuangkan tema ke dalam karya busana mereka. Selain ajang karnaval, kostum-kostum yang ditampilkan juga turut dilombakan. Pada penyelenggaraan sebelumnya juara SBC diikutsertakan dalam Chingay Festival di Singapura dan mendapat apresiasi yang luar biasa. Nah tahun ini SBC akan diadakan pada 12-14 Juni 2015.
4. Bromo Yadnya Kasada
Acara beikut ini juga paling banyak dinanti para wisatawan domestik hingga mancanegara. Sebuah acara bertajuk upacara Yadnya Kasada merupakan upacara sesembahan atau sesajen kepada Sang Hyang Widhi yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Tengger pada bulan Kasada hari ke-14 penanggalan Jawa. Caranya melakukan upacara ini adalah dengan melemparkan sesajen berupa hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo.
Tradisi yang sudah ada sejak beratus tahun lalu ini bermula dari sebuah kisah asmara putri Raja Majapahit bernama Roro Anteng dengan suaminya Jaka Seger yang tak lain adalah Putra Brahmana. Nama Tengger jga diambil dari penggabungan dua nama mereka. Upacara dilakukan di kaki Gunung Bromo tepatnya di Pura Luhur Poten sebelum kemudian menuju kawah untuk melempar sesaji. Yang menarik dalam setiap upacara Yadnya Kasada selalu ada prosesi pengangkatan dukun atau tabib baru yang ada di setiap desa di sekitar Gunung Bromo.
Mereka melewati seleksi yang ketat dengan menghafal mantra-mantra tertentu. Rangkaian kegiatan Yadnya Kasada ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sehingga setiap tahun pada saat penyelenggaraan upacara adat, kawasan Bromo selalu dipadati wisatawan lokal maupun asing. Tahun ini upacara Yadnya Kasada diperkirakan akan diselenggarakan pada bulan Agustus.
5. Festival Danau Kelimutu
Beralih ke Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kabupaten Ende, Flores. Di sana terdapat festival keren lainnya yaitu Festival Danau Kelimutu. Festival yang biasanya diselenggarakan setiap bulan Agustus ini bertujuan untuk menghormati tradisi ritual “Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata” dari kelompok etnis Lio. Etnis ini yakin jika Danau Kawah Kelimutu adalah muara akhir dari semua kehidupan di dunia.
Tujuan lain dari penyelenggaraan Festical Danau Kelimutu ini adalah sebagai ungkapan syukur atas berkah yang diberikan pada mereka selama satu tahun sebelumnya dan pengharapan atas kehidupan yang lebih baik pada tahun berikutnya. Dalam gelaran festival ini masyarakat setempat juga memanfaatkannya untuk mengadakan pameran kuliner serta kerajinan tangan NTT.
6. Dieng Culture Festival
Festival yang terakhir ini lebih bersahabat bagi anak muda. Namanya Dieng Culture Festival (DCF). Acara ini digelar pada mam hari dan menjadi tontonan yang wajib dikunjungi setiap tahunnya di Dieng, Wonosobo. Dalam festival ini selalu ditampilkan berbagai seni tradisional hingga kontemporer dan band-band indie.
DCF sudah diselenggarakan sejak tahun 2010 dan setiap tahunnya selalu berhasil menjadi magnet bagi puluhan ribu wisatawan untuk turut serta memeriahkan acara tersebut. Ramainya pengunjung sontak membuat suasana dingin dataran tinggi Dieng menjadi tak berarti lagi. Festival ini juga menggabungkan budaya dengan wisata alam dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Dieng. Biasanya festival ini digelar pada bulan Juli atau Agustus.
sumber : boombastis.com
Komentar
Posting Komentar